Saling berbagi dan menebar hikmah. Semoga catatan-catatan di blog ini bermanfaat. Salam ukhuwah fillaah. ^_^
RSS

Susu kotak, Menulis, dan Berhijab

Saturday, 14 May 2011 at 19:14

[Catatan Harian] Susu Sapi Perah

Akhir-akhir ini saya stres pisan dengan tugas kampus yang segunung. Jadinya teh kadang ogah-ogahan buat berangkat ke kampus. Ceritanye ni tadi pagi gurusak-gurusuk teu puguh, selain emang terlalu nyantai, juga sengaja aja berangkat kesiangan, hihihi.
Berangkat boleh kesiangan, tapi masuk kelas pas mantap deh, on time. 
Makasih pak dosen. 
(hiaat dezzing... Ni mahasiswa kaya gini kudu diberantas. :D )
Alhamdulillah dapet ilmu tentang writing. 
(tuuuh, pan kalo rajin mah dapet)

STOP!! 
Noh, liat judul lagi ya!
Halah, jadi bingung gini kelanjutannya apaaaa??


-----------

Oia, tentang susu sapi ya. gkgkgk... :D
Ho'oooh...
Sebenarnya sie sdikit yang mau disampaikan. Tapi kenapa jadi ngayayay kieu.

Pak dosen, sebandel-bandelnya saya, masih ada ko pelajaran yang nempel di otak. 
Ya, tentang susu sapi perah.

Di Bandung, harga 1 liter susu sapi perah cuma Rp. 2.500, kalo gak salah di Kuningan mah Rp. 5000 ya?! (au ah...). 
Nah, coba bandingkan dengan harga susu kotak yang biasanya ada di supermarket gitu. Susu kotak yang berukuran kecil saja minimal Rp. 1.500-2.000an, kenapa ini bisa terjadi saudara-saudara?
Karena eh karena, susu kotak itu halal (Bang Haji Roma_made on) 
Eh, maksudnya begono: susu kotak adalah susu perah yang telah mengalami berbagai proses, kemudian sampai pada tahap pengotakan, akhirnya harganya pun akan lebih mahal daripada susu perah mentah.
Begitupun dengan menulis, perlu beberapa proses dalam menuangkannya, dengan berbagai metode. 
Tulisan yang benar-benar sudah melalui berbagai proses akan terlihat lebih matang, apalagi ditambah dengan pengotakan, eh pengcoveran yang menarik, rapi, isinya tertata apik, akan lebih "berharga". 
Oleh sebab itu, betapa pentingnya kita belajar dan terus berlatih, karena itu adalah bagian dari pada proses. So, kita pasti bisa jadi penulis. 

Ada hal yang saya tangkap juga, good lah pak dosen. Saya setuju, bahwa susu yg dikotak/dibungkus lebih mahal daripada susu yang tidak pake kotak/bungkus. Apalagi kotaknya yang benar, rapi, dan indah. Ini sebuah deskripsi untuk para muslimah. Bahwa membungkus diri kita dengan cover (Hijab) yang baik, sesuai aturan, dan tetap menjaga kualitas isi akan lebih "berharga" dibanding dengan bungkusan yang tidak memenuhi kriteria, apalagi isinya (ruhiyah) tak berkualitas pula.



source: 
Maya Nuur Umarro

0 komentar:

Posting Komentar