Kemarin, saat berangkat kuliah seperti biasa via angkot yang begitu setia. Aku, melihat tiga kehidupan akan dimulai.
> Tempat pertama yang aku lewati, rumah dipayungi tenda biru, dengan banyak kursi-kursi, mungkin untuk para tamu, suasana meriah dengan panggung hiburan dan warna-warni bunga melati menghiasi pelaminan. Di pintu masuk, terdapat janur kuning melengkung indah. Aduhai, rupanya kehidupan baru akan segera mulai dijalani kedua insan. kehidupan rumah tangga. orang-orang terlihat bahagia.
> Tempat kedua, seperti halnya tempat pertama yang kulewati. Tenda biru, panggung hiburan, kursi para tamu, dan janur kuning, serta pelaminan. Pertanda kehidupan baru akan dimulai oleh dua insan. kehidupan rumahtangga. Orang-orang terlihat bahagia.
> Tempat ketiga, pun hampir sama, ada tenda biru, kursi para tamu dan bunga-bunga. Tapi, ada yang berbeda dengan tempat ketiga yang aku lewati itu. Tak ada panggung hiburan, tak ada janur kuning, dan tak ada pelaminan.
Yang ada hanyalah, bendera kuning, dan keranda hijau yang dihiasi bunga-bunga. Pertanda ada kehidupan yang akan baru dimulai. Kehidupan kampung akhirat. Orang-orang terihat berduka.
Aku merenung sepanjang jalan. Ketiganya adalah kejadian-kejadian yang sayang jika dilewatkan untuk diambil pelajaran. Betapa memulai kehidupan yang baru itu semuanya harus mempunyai bekal. Bekal untuk ia mengarungi kehidapan barunya.
Jika tak ada bekal, mampukah ia meraih bahagia yang dia impikan?
Bekal berumah tangga adalah iman dan ilmu berumah tangga. Bekal menuju kampung akhiirat adalah ilmu, akhlak dan amal ibadah.
Kehidupan ini, saat bahagia tercipta, maka kesedihanpun akan ada.
Begitulah hidup, tanpa syukur, semua akan terasa tak berarti.
0 komentar:
Posting Komentar