Januari, pada subuh yang kurasa baru dua jam yang lalu
Teduh hati saat sebuah pesan telah kukirim untukmu
Tanpa malu, kusampaikan bulatnya azamku untuk meminangmu
Pada kawan yang menyertaimu sore itu
Kuraih segera pasir waktu yang mengalir tanpa henti
Kurasa tiada lagi waktuku berjalan meraih cahaya dimata itu
Cahaya ketundukan
Cahaya ketenangan
Cahaya sang bidadari
Prasangka orang biarlah berlalu, kenapa aku memilihmu bersemayam dihatiku
Menjadi penyangga saat rapuhnya harap di setiap pohon mimpi
Menjadi Ummu bagi anak-anakku nanti
Bukan parasmu yang begitu sederhana
Bukan juga fisikmu yang kurang sempurna
Namun, kutemukan mata cinta yang selalu kau sembunyikan
Penuh bara, penuh gejolak, penuh harap untuk bangkitnya ummat
Nabila,
Bidadari yang disampingku kini
Melukis senyum pada mata hati yang senantiasa melafadzkan syukur
pada Rabb yang tak pernah mengingkari janji.
Kuningan, 22 Feb 2012
*Ah, adakah nanti yg membacakannya untukku??
Semoga....
:)
1 komentar:
:)
Absolutely...
Posting Komentar