Saling berbagi dan menebar hikmah. Semoga catatan-catatan di blog ini bermanfaat. Salam ukhuwah fillaah. ^_^
RSS

Wisuda Akbar 4 One Day One Ayat (ODOA)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaarakaatuh.

Ikhwah fillah yang saya cintai.
Yang Allah rindui malam-malam-Nya bersamamu
Yang Allah muliakan karena imanmu
Yang Allah janjikan syurga karena ikhlasmu

Izinkan saya berbagi
tentang cinta nan kian menggebu
tentang rindu nan kian menderu
tentang getaran yang menjalar sampai pelosok jiwa yang beku
tentang senyum damai pada bibir-bibir yang senantiasa melafalkan dan menghafalkan ayat-ayat penyejuk qolbu
tentang takbir yang menggema diseluruh sudut ruangan..
tentang perjalanan yang terukir, bukan sebuah mimpi. Tapi sebuah sejarah awal bangkitnya jiwa.

**
Pada hari Sabtu, 30 Maret 2013 kemarin, saya bersama kawan-kawan dari komunitas one day one ayat (KODOA) Kuningan-JABAR dan tim Rumah Qur'an -Ancaran-, mengikuti tes dan wisuda akbar 4 one day one ayat yang diselenggarakan oleh PPPA Darul Qur'an di bwah pimpinan ustdz. Yusuf Mansyur, di Gelora Bung Karno (GBK).

Juma'at malam Sabtu kami meluncur dari Kuningan menuju Jakarta, dengan pasukan sekitar 30 orang lebih dalam bis. Kami menikmati perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 6 jam. Dengan semangat dan tekad yang kuat, kami mempersipakan semuanya, termasuk hafalan yang akan di tes kan (Al baqoroh 1-50 dan An naba 1-40).

(Formal bangeeeett bahasanya..... gak seruuuu aaaaaaaaaaaahhhhhh.......)
*ganti bahasa

Hmm.. secara pribadi sebenarnya saya sedang kurang sehat betul, tapi saya paksakan ikut, karena saya bisa membayangkan betapa akan berkesannya perjalanan dan agenda kami yang satu ini.
Kalau mengenai hafalan... jujur aja, mempersiapkan sih mempersiapkan, tapi belum terlalu lancar betul.. hehe. :)
Maklum lah, saya pan baru belajar dan memulai menghafal Al-qur'an. ;)

Kesan pertama menginjakkan kaki di kota Jakarta, upzz....
hihihi... jujur aja deh, meski terkesan 'norak dan ndeso banget', tapi sueerrr... ini pertama kalinya saya datang ke Jakarta. :D

Welcome Jakarta....

Kami langsung menuju masjid ISTIQLAL untuk melaksanakan sholat subuh disana.
Hoaaalllah rek.... Masya Allah, di toilet dan tempat wudhu wanita ngantrinya minta ampun. Tapi Alhamdulillah bisa keluar juga dari  kerumunan banyak orang disana dengan baju dan dandanan yang sedikit rapi. 

Seusai sholat subuh kami langsung meluncur menuju Gelora Bung Karno.
Wuihhh... Masya Allah, ternyata sudah banyak pula pengunjung dan mungkin peserta yang akan mengikuti wisuda akbar 4.
Pagi-pagi sudah jogging, keringat bercucuran mencari gate dimana kita masuk dan akan melaksanakan tes. 
finally, ketemu juga. Horeeee.... :D

Upssss.... Ternyata bukan di gate  9, tempat kita di  gate 11. Alhamdulillah ya, kita kembali dalam pencarian... :D

Pecarian sukses, daftar ulang dan tes pun sudah dilalui, meski dengan hafalan seadanya, teman2 memaksa saya untuk maju duluan. Waaah, gak apalah, yang penting berani memulai... hehe..
Subhanallah, ternyata anak-anak seusia ponakanku mengikuti tes juga.
Yaa Allah, semoga ia menjadi generasi Qur'ani, yang berjuang untuk Allah dalam menghafal dan mengamalkan al-qur'an. Aamiin.

Ayo menghafal qur'an kawan-kawan, masa kalah ma anak kecil... :p

Gemuruh dan sorak sorai terdengar jelas saat langkah pertama memasuki GBK, disambut dengan alunan nasyid. Waktu masih menunjukkan sekitar pukul 07.30 wib, tapi udara disana sudah terasa puaaannass... Tak sedikit orang yang ngipas-ngipas mengusir gerah.
Acara pun dimulai dengan sambutan MC (Dik Doank) dengan jargonnya yang diingat jelas, "tepuk tangan yang ikhlas semuanya.... sekali lagi tepuk tangan yang ikhlas, bukan keras, tapi ikhlas..". :D

Selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia raya dengan diiringi musik (dwiki Darmawan). Kata para cowok sih, hidmatnya serasa sedang menyanyikan lagu tersebut dalam acara pembukaan sepak bola, tapi bedanya...beda bangeeett...nuansanya gtu lohhh...

Lautan para duta tahfidz se-nasional
Sambutan demi sambutan disampaikan oleh para tamu agung di acara tersebut. Selain Syech Saad Al Ghomidi yang turut hadir, Ustadz Yusuf Mansyur juga mengundang Qari' internasional, seperti Dr Abdullah bin Ali Basfar (Saudi Arabia), Syech Abdul Jamal Yusuf (Gaza), Dr Amin Kurdi (Lebanon), Dr Kholid (Lebanon), dan Syech Toriq (kementrian Agama dan Wakaf Qatar).

Masih teringat sedikit perkataan Syech Jamal bahwa semoga yang hadir di tempat ini adalah para pejuang Al-qur'an yang merupakan bagian dari pejuang di Palestina, bisa seperti pejuang palestina dengan menjaga dan memperjuangkan Al Qur'an.

Yang paling membekas adalah, lantunan Al Qur'an yang dilantunkan oleh Syech Al Ghomidi, membuat terharu dan menyegarkan sampai jauh kesela-sela jiwa yang keronta. Satu lagi, saat dimana Beliau melantunkan ayat demi ayat surat An naba' kemudian diikuti seluruh yang hadir disana. Suara menggema, menggebrak jiwa-jiwa yang haus akan kesegaran. Tak sedikit yang hadir sampai menitikkan air mata.

Hmmm...
Ini nyata bukan mimpi. Tapi bagian sejarah di catatan hidupku. Selalu saja terngiang apa yang dikatakan Syech Al Ghomidi sebagai kata penutup, "Sampai jumpa filjannah"....
Yaa Allah, setiap mengingatnya, selalu saja membuat basah mata saya.


Kami pulang membawa arruhul jadid (semangat baru) untuk terus dan istiqomah menghafal. Juga membawa sejuta bahkan lebih kesan yang tak dapat diungkapkan melalui kata-kata.

Oh, Jakarta, sehabis gerimis reda, inilah suasana yang bisa saya nikmati dari dalam bis, padat merayap...


Yuuk mari kawan-kawan, kita mulai menghafal satu ayat per hari. Ingatlah, hidup hanya sebentar, sayang jika tidak diisi dengan hal-hal yang kelak akan menjadi bekal kita menuju perjalanan akhirat.

Semoga saya, anda, kita, antuna wa antum, dan semua ikhwah fillaah yang mempunyai azzam berjuang bersama Al qur'an diberikan kekuatan dan keistiqomahan berada di jalan-Nya. Amiin.

Billahi fii sabiili haq

^_^ __SEE YOU FILJANNAH__ ^_^



Salam Cinta,

Maya N. Umarro



0 komentar

Dengan siapa kau menikah, anakku?



Assalamu'alaikum ikhwatiy fillah...

Subhannalah, setelah baca catatan ini,
Semoga semakin tegar jiwamu,
Semoga semakin indah kesabaranmu,
Semoga semakin cantik akhlak dan ibadahmu,
Semoga semakin kokoh asma Allah di hatimu.

Sebuah renungan untuk diri dan siapapun yang membacanya. Karena saya hanya meng-copy catatan ini. Maka, saya tulis sesuai yang ada dari sumbernya.

Buka hati,
Lapangkan jiwa,
dan
siapkan tissue.. hehe.. :)

Selamat membaca...............!!!!!!!
0 komentar

HIPNOTEACHING


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hi, ladies and gentlemen…
Disini saya akan sedikit berbagi tentang hipnoteaching dari sebuah seminar yang telah saya ikuti pada tahun 2009 lalu yang diselenggarakan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kabupaten Kuningan.
Alhamdulillah, setelah mengikuti pelatihan ini ada banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan khususnya bagaimana agar suasana kelas menjadi hidup. Pernah saya coba mempraktekannya di kelas kepada siswi-siswi SMP-IT Al-Multazam. Luar biasa semangatnya. Walaupun sedikit mengambil durasi waktu pelajaran yang  hanya 80 menit. Tapi setidaknya ada hari-hari dimana para siswa mesti di charge semangat jiwa belajarnya. (halah…gaya pisan :))
Sebagai pengajar/guru harus mempunyai beberapa persiapan saat akan memasuki dan tampil di depan kelas diantaranya:

«  Teachable/siap menerima
Siap menerima segala hal yang akan dilakukan anak didik kita baik berupa kritikan, pujian, atau hal yang bersangkutan dengan penampilan kita. Karena seorang pendidik adalah pusat/model yang senatiasa akan menjadi pusat perhatian dalam kelas. (dikroyok anak didik juga, nerimo saja gitu ya… hoho… tidak juga dwonk :D)

«  Fun
Sebisa mungkin ciptakan suasana belajar yang fun. Jangan terlalu serius, dan jangan pula banyak bercanda. Karena ada juga lho… anak yang gak suka bercanda dalam belajar, akhirnya dia kurang respect pada si pendidik. Maklum lah, karakter setiap anak pan berbeda. Yang fun itu yang bagaimana ya…?? Yang dimana anak didik kita benar-benar enjoy belajar, tidak jenuh. Nah, disinilah dituntut kreatifitas setiap guru dalam mencari/menciptakan metode belajarnya. Baik itu games, quiz, atau yang lainnya. Jangan heran lho, ternyata saat kita mengenalkan materi human body contohnya, untuk anak-anak SMA. Mereka bisa juga diajak nyanyi seperti anak TK. Wkwkw…. Dijamin seru dech..

«  Smile
Naaah, ini modal selanjutnya. Sebagai model dan pusat perhatian, kudu donk tersenyum, berwajah sumringah, manis gitu deeh... Saat kaki melangkah tepat depan pintu kelas. Pada saat itu pula kita kesampingkan segala permasalahan yang menyangkut pribadi/keluarga. Tersenyum itu, tidak hanya ketika di depan kelas saja, tapi di luar kelas pun kita harus tetap tersenyum saat berpapasan dengan anak didik kita atau siapapun di sekitarnya. (ya wong jangan berlebihan aja gitu….. saking ramahnya, pohon juga diajak senyum. Hehe…)

«  Hindari kata-kata 3S dan 3T:
S       Sulit, ganti menjadi MENANTANG
         Sukar, ganti menjadi GAMPANG
         Susah, ganti menjadi MUDAH

            T      Tidak bisa, menjadi BISA
                    Tidak mungkin, menjadi MUNGKIN
                    Tidak mampu, menjadi MAMPU

Inilah, salah satu cara untuk mendapatkan kepercayaan diri saat akan tampil di depan kelas.

Dan yang perlu diperhatikan adalah suara. Penekanan, intonasi, dan sebagainya dilakukan dengan suara yang semangat. Meskipun ada beberapa pendidik yang mempunyai jenis suara yang kecil, namun saat penekanannya mantap penuh semangat, anak didik bisa terhipnotis.
Sebelum memulai pelajaran inti, ada baiknya kita melakukan pemanasan terlebih dahulu. Dengan cara apapun (kecuali balap lari), contohnya mengucapkan yel-yel, permainan tes konsentrasi otak, dan sebagainya. Poko e… ciptakan suasana kelas yang sueeeruu deh… :D

>>  Asas hipnoteaching adalah: 
BAWALAH DUNIA MEREKA KE DUNIA KITA DAN ANTARKAN DUNIA KITA KE DUNIA  MEREKA
Kita menguasai dan memasuki dunia anak didik kita dan secara perlahan kita memasukan dunia kita kepada mereka tanpa mereka sadari. Itulah yang dinamakan hipnotis.
>> Prinsip-prinsip hipnoteaching:
1.     Apapun bisa menghipnotis
Hipno artinya potensi alam bawah sadar. 12% alam sadar, 88% bawah sadar. Disini, bukan hanya metode penyampaian saja yang dapat menghipnotis anak didik, tapi dari segi penampilan seperti pakaian, atau suasana kelas dapat menghipnotis cara belajar anak didik.
2.    Apapun harus focus pada tujuan
Materi yang telah kita susun atau rencanakan pastinya harus tersampaikan, tetap focus pada tujuan kita akan pembelajaran saat itu.
3.    Apapun harus dialami
Sesuatu yang sangat disayangkan jika kita melawatkan begitu saja tahap demi tahap, waktu demi waktu proses pengajaran saat itu. Semuanya harus dihadapi dengan keberanian, karena dari segala hal yang kita alami aka memberikan banyak pengalaman.
4.    Apapun harus dihargai
Sebagai pendidik janganlah sungkan memberikan penghargaan kepada anak didik kita yang mendapatkan sebuah prestasi, meskipun hanya sebuah tepuk tangan, atau perkataan “hebat”, “luar biasa”, dll. Sesekali bawalah hadiah untuk pemenang quiz atau games yang kita praktekan.
5.    Dengan latihan, apapun menjadi sempurna
Semua perlu persiapan dan latihan yang matang agar penampilan seorang pendidik bisa diterima oleh anak didik. Ada istilah yang menyebutkan, “barang siapa naik panggung tanpa persiapan, bersiaplah untuk turun dengan terhina”.
6.    Apapun harus berkesan.
Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda. Itu sebuah ungkapan yang salah menurut prinsip disini. Kita ubah menjadi: Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya LUAR BIASA. ;)
Jadikan anak didik  dapat menikmati kesan dalam kelas, sehingga setiap jam pelajaran kita sangat dirindukan oleh mereka.

Catatan penting untuk mengakhiri tulisan ini adalah:
Hidupkan dengan yel-yel, dsb.
Yakinkan materi
Peragakan, adakan permainan yang ada korelasinya
Nikmati pengulangan(repetition)
Optimalkan pesan

Nah, semoga bermanfaat kawan. Walaupun dalam pelaksanaanya sangat sulit, ubah kata sulit itu menjadi MENANTANG. :D
Mohon maaf jika banyak yang kurang dimengerti. Maklum, catatan ini sudah lama sekali, jadi ada beberapa yang lupa dengan bahasannya.

Billahi fii sabiili haq
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

0 komentar

Sepotong Rembulan (Puisi)



Ini malam belum berakhir
Mengapa kau bersembunyi di balik pekat?
Ini malam belum berakhir
Mengapa tiada seri seumpama purnama?
Pantulan wajah itu bergoyang-goyang
Di atas kolam sunyi tanpa kumang ataupun ikan
Bergoyang diterpa lembut angin semilir
Tersenyum pada sepotong rembulan
Tepat seperti di atas kepala
Yang ingin bercerita tentang keabadian cinta.
0 komentar

Menulis, dari Makna hingga Daya (Oleh: Salim A. Fillah)


kata-kata kita menjelma boneka lilin
saat kita mati untuk memperjuangkannya
kala itulah ruh kan merambahnya
dan kalimat-kalimat itupun hidup selamanya
-Sayyid Quthb-
0 komentar

Terapi Berjilbab


Penyakit yang Menimpa Perempuan Yang Tidak Berjilbab

Rasulullah SAW: bersabda, “Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya” (HR. Abu Daud)
0 komentar

Sabar Itu Indah


Aku pernah mendengarnya berkali-kali, karena orang pun gencar sekali membincangkan ini. Siapa lagi kalau bukan Allah yang menciptakan kalimah seindah ini. membuat hati berseri-seri. Obat cinta yang akan menyirami luka di hati.

Ini kata begitu bermakna tak bertepi, siapapun bisa menjabarkannya sesuka hati. Katanya memang mengucapkannya mudah sekali, tapi realisasinya sungguh berat ditaklukan diri.
0 komentar

Surat-suratan untuk calon imamku ^_^


Teruntuk calon imamku...
0 komentar

Tukang Bubur Naik Haji



“Alhamdulillah, semua biaya dan ongkos telah lunas dibayar. Semoga kesampaian tahun depan.” Ujar laki-laki separuh baya di sebuah rumah bercat putih yang tengah asyik berbincang dengan wanita disampingnya. Mungkin dia adalah istrinya.
“Alhamdulillah ya Pak, semua ikhtiar yang bapak usahakan untuk menunaikan kewajiban yang satu ini akan terbalaskan. Mudah-mudahan  setelah bapak berangkat tahun depan, ibu bisa berangkat juga di tahun berikutnya.” Jawab wanita disampingnya.
“Aamiin, Bu. Kita hanya butuh niat dan keyakinan yang kuat bahwa Allah akan memanggil kita untuk berhaji ke baitullah. Doakan saja usaha bapak biar lancar.”
“Aamiin”
Maghrib akan segera tiba saat senja berlalu tanpa pamit. Bapak dan Ibu itu pun bergegas mengambil air wudhu dan berangkat ke mushola kecil di seberang rumah mereka. Orang memanggilnya Pak Umar. Sudah hampir 30 tahun usaha Pak Umar adalah sebagai tukang burjo alias bubur kacang ijo. Dan sekarang beliau bisa menikmati hasilnya dengan berangkat haji. Dengan rombongan jama’ah haji tahun 2012. Keempat anaknya pun bisa menjadi anak-anak yang mandiri. Bahkan si anak laki-laki satu-satunya pun ikut menjadi  tukang bubur. Si bungsu tengah menyelesaikan S1 nya di salah satu universitas Kuningan, kota kelahirannya.
Di sebelah timur kota kuningan pak Umar tinggal bersama keluarganya. Pengalamannya dalam berdagang ke luar kota tidak diragukan lagi. Kota Jakarta, Bandung, Tegal dan daerah lainnya pernah beliau sambangi untuk sekedar mencari nafkah untuk keluarga. Sebenarnya tidak hanya Pak Umar yang berdagang burjo ke luar kota. Hampir setiap penduduk di daerah sana merantau ke luar kota sebagai tukang burjo. Yang sekarang burjo telah menjadi makanan khas Indonesia, dimana masyarakat kota Kuninganlah yang banyak mengggeluti bidang ini. Semua tersebar di berbagai kota besar. Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Sumedang, Majalengka dan kota lainnya. Kuningan terkenal dengan burjo-nya di daerah Yogyakarta karena hampir di setiap penjuru kota yang terdapat warung burjo, pemiliknya adalah orang-orang asli dari kota Kuningan.
Kekayaan budaya yang bervariasi milik Indonesia ini telah banyak diangkat oleh dunia. Termasuk makanan khas yang satu ini. merupakan kebanggan bagi masyarakat Indonesia, Kuningan khususnya. Namun, ada kesakitan saat kelalaian dalam menjaga kebudayaan ini direnggut oleh Negara lain. Betapa sangat disayangkan, burjo warisan budaya Indonesia diakui sebagai makanan khas Negara tetangga. Tapi sebagai masyarakat mau bertindak apa. Semua diserahkan kepada pihak pemerintah untuk yang menanganinya.
Selain Pak Umar, tidak sedikit warga daerah timur kota Kuningan ini telah berhasil dalam berdagang burjo. Ada yang bisa membangun rumah mewah, membeli mobil mewah, dan setidaknya cicilan motor pun bias terlunaskan. Semuanya tergantung ikhtiar yang dijalankan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang tentunya tanpa terlepas dari ketentuan Sang Pemilik Segala atas rizki yang dikaruniakan. Pak Umar memilih membelanjakan hartanya di jalan Allah dengan menunaikan ibadah haji, meski penghasilannya tidaklah terlalu melimpah dibanding para tetangganya yang  mempunyai rumah dan mobil mewah. Sungguh suatu kemuliaan baginya.
Sejarah Kuningan tentang penjual bubur kacang ijo pun telah tercatat dalam sebuah buku. Dimana sudah beberapa puluh tahun kebanyakan masyarakat Kuningan berkecimpung dalam perdagangan bubur kacang ijo.
Pak Umar selalu menyerahkan urusannya kepada Sang pencipta, beliau tidak ingin mengambil jalan pintas agar jualannya laku dikunjungi pembeli. Tanpa pergi ke dukun, atau segala hal yang mendekati kemusyrikan. Karena di daerahnya tak sedikit warga yang masih mempercayai hal itu, dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya dilarang dalam syari’at islam.
Sholat tahajjud dan dhuha tak pernah beliau tinggalkan. Mungkin inilah resep jitu berdagangnya. Ramah, dan bersosialisasi dengan para tetangga. Meski ada saja orang yang iri dengannya, atau merasa takut dengan wibawanya. Padahal Pak Umar adalah orang yang sangat terbuka untuk sekedar berbincang. Bubur kacang ijo buatannya pun mempunyai aroma dan rasa yang khas, dan banyak diminati para pembeli.
Betapa Allah telah memberi jalannya masing-masing untuk setiap makhluk-Nya yang terus berusaha dalam mencari rizki di muka bumi ini. meski dengan bejualan bubur kacang ijo Pak Umar bisa menunaikan ibadah haji. Kota Kuningan memang kota yang kecil, namun dari hal yang kecil inilah terdapat beberapa potensi dalam memperkaya hasanah makanan khas Indonesia.
0 komentar

Aroma Kasturi Keluar Dari Hidung Jenazah Wanita Saat Dimandikan

Ummu Ahmad ad-Du'aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya "Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?" Ia menjawab, "Baik, alhamdulillah." Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.
0 komentar

The True Story At Talkshow Pranikah

         Assalamualaikum warahmatullahi wabaaraakaatuh.
         Para Pembaca semuanya. Mudah-mudahan selalu dalam limpahan karunia-Nya.
         Eits, jangan serius gitu atuh. Nyantai saja lah, ini mah sekedar berbagi cerita saja. Ya mudah-mudahan bisa mengisi waktu luang, mau sambil selonjoran, tiduran, atau dengan posisi bagamanapun yang nyaman, asal jangan sambil di toilet aja ya kawan, bahaya itu.
0 komentar

Meraih Mimpi (Edited)

Disadari atau tidak, kehidupan telah memberi banyak peluang untuk kita merasakan sesuatu yang sangat berharga dan kelak akan menjadi sebutir mutiara yang bisa kita banggakan dan berikan untuk siapa saja yang kita cintai. Hanya saja terkadang kita melewatkan peluang-peluang tersebut untuk kita rekam dan putar ulang berdasarkan apa yang kita temukan, sehingga sangat sulit untuk menorehkannya dalam benak dan hati kita.
0 komentar

10 Kebiasaan Buruk Ciptakan Kegagalan


Napoleon Hill; in Think and Grow Rich book, subtitle: Organization Planning
Rewrite: AB. Sanjaya, S.E.I.




0 komentar

Karena Setiap Kita Adalah Mutiara


Ia menjadi indah
Oleh pengorbanan menjemputnya
Di palung samudra
Juga oleh waktu yang menjemputnya
Seperti dirimu yang membentuknya
Oleh pengorbanan yang kau baktikan
Pada sesama
Sungguh engkau indah
Karena engkau adalah mutiara
(by A&N, Oktober 2004)
0 komentar

Quotes on pictures














0 komentar

My notes

#
Selalu ada harapan dalam keyakinan, selalu ada keteguhan dalam kesabaran, selalu ada hikmah dalam kesyukuran dan selalu ada keniscayaan dalam doa.

#

Tidakkah kau merindukan, saat cahaya iman berpendar dalam setiap sendi kehidupanmu?
Bukankah itu sesuatu yang perlu diperjuangkan?
Lalu dengan alasan apa kau berdiam diri?
Seolah tak peduli dengan jiwa yang teramat beku itu.

Kemarilah, kita sama-sama meraih cahaya itu.

Aku dan kau pasti merindui, saat dimana nasehat menjadi penyemangat, 
Aku dan kau pasti merindui, saat senyum menjadi obat.
Aku dan kau pasti merindui, saat dimana kain lebar membalut auratmu dengan indahnya.

Kemarilah, kita sama-sama meraih kembali hidayah yang hampir hilang itu.

Kemarilah, bersama merengkuh rindu.
Merengkuh cinta yang mungkin telah lama dilupa
Mengucap do'a
Meski kita berada di tempat yang berbeda

0 komentar

Catatan Penulis Kacangan


Oleh : Maya N.
Kesan Pertama
Menulis menjadi teman sekaligus menjadi tempat “sampah” segala unek-unek dalam hati dan pikiran. Pertamanya, wuih… gak hobi banget dengan yang namanya menulis, selain memang karena penyakit kronis yang disebut males, tulisan tanganku pun gak ada model-modelnya gitu, jadi empet aja kalo liat tulisan sendiri.
0 komentar

Dakwah Itu....





Dakwah Itu……………………
Dakwah itu, membina, bukan menghina…
Dakwah itu, mendidik, bukan 'mendelik'…
Dakwah itu, mengobati, bukan melukai
Dakwah itu, mengukuhkan, bukan meruntuhkan…
Dakwah itu, menguatkan, bukan melemahkan…
Dakwah itu, mengajak, bukan mengejek…
Dakwah itu, menyejukkan, bukan memojokkan..
Dakwah itu, mengajar, bukan menghajar....
Dakwah itu, belajar, bukan kurang ajar ..
Dakwah itu, menasehati, bukan mencaci maki…
Dakwah itu, merengkuh, bukan menuduh...
Dakwah itu, bersabar, bukan gusar…
Dakwah itu, argumentative, bukan provokatif..
Dakwah itu, bergerak cepat, bukan sibuk berdebat…
Dakwah itu, realistis, bukan fantastis
Dakwah itu, adu konsep di dunia nyata, bukan adu mulut dan olah kata.
Dakwah itu, mencerdaskan, bukan mencemarkan…
Dakwah itu, menawarkan solusi, bukan mengumbar janji...
Dakwah itu, berlomba dalam kebaikan, bukan berlomba saling menjatuhkan..
Dakwah itu, menghadapi masyarakat, bukan membelakangi masyarakat...
Dakwah itu, memperbarui masyarakat, bukan membuat masyarakat baru..
Dakwah itu, mengatasi keadaan, bukan meratapi kenyataan…
Dakwah itu, pandai memikat, bukan mahir mengumpat
Dakwah itu, menebar kebaikan, bukan mengorek kesalahan...
Dakwah itu, menutup aib dan memperbaikinya, bukan mengumpat aib dan menyebarkannya..
Dakwah itu, menghargai perbedaan, bukan memonopoli kebenaran..
Dakwah itu, apresiasi terhadap langkah positif, bukan mencari-cari motif….
Dakwah itu, mendukung semua proyek kebaikan, bukan memunculkan keraguan..
Dakwah itu, memberi senyum manis , bukan menjatuhkan vonis…
Dakwah itu, berletih-letih menanggung problema umat, bukan meletihkan umat…
Dakwah itu, menyatukan kekuatan, bukan memecah belah barisan..
Dakwah itu, kompak dalam perbedaan, bukan ribut atas nama persatuan…
Dakwah itu, menghadapi musuh, bukan mencari musuh…
Dakwah itu, mencari teman, bukan memusuhi teman…
Dakwah itu, melawan kesesatan, bukan berbicara menyesatkan…
Dakwah itu, menjulurkan tangan, bukan menjulurkan lidah…
Dakwah itu, asyik dengan kebersamaan, bukan bangga dengan kesendirian…
Dakwah itu, menampung semua lapisan, bukan mengkotak-kotakkan…
Dakwah itu, kita mengatakan.. 'aku cinta kamu'… bukan… 'aku benci kamu..'
Dakwah itu, kita mengatakan, 'Mari bersama kami…' bukan.. 'Kamu harus ikut kami...'
Dakwah itu, dapat di masjid, di sekolah, di pasar, di kantor, di parlemen, di jalanan, hingga di tempat kebanjiran…. Dakwah bukan hanya di pengajian….!

Dakwah itu, ……asyik dah ………
Mau ikutan?... Hayuu lah..!

Ust. Abdullah Haidir, Lc (Ketua MPW PKS Arab Saudi)
Riyadh, 1434 H
0 komentar