Ada nuansa
yang hendak kupahat pada sebongkah batu
Namun jariku
tak kuasa membelah pori-porinya
Yang ada hanya
goresan luka menjalar pada telapak
Tetes demi
tetes darah mengotori lapak yang hendak kujadikan alas
Aku tertegun,
Lalu kubalut
saja dengan selendang yang Tuhan tawarkan
Ya, selendang
cinta bermotif keimanan
Terberai angin
melambaikannya
Darah terhenti
walau masih meninggalkan jejak tersayat
Berapa
ayat-Nya yang belum aku lafadzkan hari ini?
Setitik noktah
menghancurkan bayangan masa nanti
Tiada lirik
hujan malam ini yang kuasa ku genggam
Sebatas
nyanyian kalam di penghujung malam
...
Malam ini aku
hanya ingin bercengkrama dengan Tuhan
Rindu menusuk
jantung yang hampir lelah berdetak
Uraian hikmah
yang telah ku titi, membendung, membentuk telaga berkah
Namun Diri tak
mampu melihat gelembung yang terhampar di setiap celah bebatuan
Mungkin saja
itu sumber kehidupan yang menuntun pada nafas-nafas syurgawi
berselendangkan
kesabaran
bermahkota
keikhlasan
semua yang
Tuhan tawarkan
Terpasung
nuraniku dalam dekapan cahaya nan redup
Kumerangkak
mencari celah
tak berwarna
namun
berpancar keheningan disudut jiwa
Biar ku tenang dipenghujung usia.