Saling berbagi dan menebar hikmah. Semoga catatan-catatan di blog ini bermanfaat. Salam ukhuwah fillaah. ^_^
RSS

Karena Setiap Kita Adalah Mutiara


Ia menjadi indah
Oleh pengorbanan menjemputnya
Di palung samudra
Juga oleh waktu yang menjemputnya
Seperti dirimu yang membentuknya
Oleh pengorbanan yang kau baktikan
Pada sesama
Sungguh engkau indah
Karena engkau adalah mutiara
(by A&N, Oktober 2004)

MUTIARA… awalnya ia bukan apa-apa, hanya butiran pasir dan debu kotor yang tak ada harganya. Waktu yang kemudian membentuknya: detik demi detik, di kedalaman samudra, dalam kegelapan cangkang makhluk-Nya, dengan proses yang demikian panjang dan pelan, penuh kesabaran. Pun kemudian, keindahannya juga tak dapat segera dinikmati dengan segera didalam lautan, dikelurakan dari rumahnya yang kokoh, dibersihkan, disepuh, dan diolah hingga menjadi perhiasan istimewa. Sungguh sebuah proses yang panjang dan melelahkan, bahkan bukan tidak mungkin terhenti ditengah jalan.
Mungkin engkau pernah merasa dirimu bukanlah apa-apa saat ini. Bahkan bisa jadi lebih dari itu, engkau membenci dirimu sendiri sebagai manusia tak berguna, makhluk sisa-sia. Begitu banyak kekurangan, begitu banyak kesalahan dan keburukan. Apalagi orang lain tampak lebih sempurna dan memiliki banyak kelebihan, rasanya engkau makin ingin tenggelam. “Mengapa orang lain begitu banyak kelebihan, sedang aku tak memiliki apa-apa kecuali kekurangan? Mengapa aku buruk, sedang orang lain cakep? Mengapa orang lain berhasil, sedang aku miskin?”….serta beribu “mengapa” lainnya yang akan membuaat aku kecewa, terluka, dan terpaku pada kekurangan-kekurangan yang kita miliki.
Padahal, saya percaya, setiap kita tahu dan yakin, bahwa Allah tidak mungkn menciptakan makhluk-Nya hanya dengan kekurangan saja atau kelebihan saja; hanya dengan madharatnya saja, tanpa manfaat, atau sebaliknya. Pun kita manusia, pastilah memiliki keduanya dalam porsi yang imbang. Dia Yang Mahakuasa membekali manusia dengan segala kelebihan, menjadi setiap insan memiliki keistimewaan. Hanya saja, proses hidup yang kita alami mungkin telah membuatnya hanya menjadi potensi terpendam, tak muncul ke permukaan. Bahkan , mungkin keistimewaan itu, sekalipun ia pernah muncul di masa kecil kita, kemudian terkubur oleh segala tekanan dan rintangan.
Padahal, ibarat mutiara, kita tak dapat menjadi berharga begitu saja. Kita butuh waktu untuk membentuknya. Kita butuh proses panjang untuk mendapatkan keindahannya.
Proses ini, membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Ya, sesungguhnya setiap kita adalah mutiara yang memiliki pancaran keindahannya masing-masing, seperti apapun adanya kita pada awalnya. Kita hanya harus menyepuhnya, untuk mebuatnya menjadi berharga.
Proses menyepuh ini, banyak cara dan jalannya. Rintangan, hambatan, dan pengalaman, sesungguhnya merupakan bagian dari pembelajaran dan proses menyepuhnya.
Proses menemukan “kemutiaraaan” kita ini dapat diupayakan oleh kita sendiri atau orang lain….atau oleh gabungan keduanya. Hal itu tidak akan menjadi masalah karena pada dasarnya kita adalah mutiara. Kita hanya harus berusaha semaksimal mungkin, buka mata, buka telinga, buka hati, dan buka pikiran untuk menerima masukan-masukan kebaikan. Hanya satu awal yang perlu kita lakukan; itikad dan keyakinan untuk menjadi mutiara.
Sesunnguhnya saya ingin menjadi mutiara melalui berbagi dan berbakti pada sesama.
Engkau? menjadi mutiara seperti apa yang engkau inginkan?

*Dikutip dari “ Catatan Seorang Ukhti 7” karya Azimah Rahayu


0 komentar:

Posting Komentar