Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hi, ladies and gentlemen…
Disini saya akan sedikit berbagi tentang
hipnoteaching dari sebuah seminar yang telah saya ikuti pada tahun 2009 lalu yang diselenggarakan
oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kabupaten Kuningan.
Alhamdulillah, setelah mengikuti pelatihan ini ada
banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan khususnya bagaimana agar suasana
kelas menjadi hidup. Pernah saya coba mempraktekannya di kelas kepada
siswi-siswi SMP-IT Al-Multazam. Luar biasa semangatnya. Walaupun sedikit
mengambil durasi waktu pelajaran yang
hanya 80 menit. Tapi setidaknya ada hari-hari dimana para siswa mesti di
charge semangat jiwa belajarnya. (halah…gaya pisan :))
Sebagai pengajar/guru harus mempunyai beberapa
persiapan saat akan memasuki dan tampil di depan kelas diantaranya:
« Teachable/siap
menerima
Siap
menerima segala hal yang akan dilakukan anak didik kita baik berupa kritikan,
pujian, atau hal yang bersangkutan dengan penampilan kita. Karena seorang
pendidik adalah pusat/model yang senatiasa akan menjadi pusat perhatian dalam
kelas. (dikroyok anak didik juga, nerimo saja gitu ya… hoho… tidak juga dwonk :D)
« Fun
Sebisa
mungkin ciptakan suasana belajar yang fun. Jangan terlalu serius, dan jangan
pula banyak bercanda. Karena ada juga lho… anak yang gak suka bercanda dalam
belajar, akhirnya dia kurang respect pada si pendidik. Maklum lah, karakter
setiap anak pan berbeda. Yang fun itu yang bagaimana ya…?? Yang dimana anak
didik kita benar-benar enjoy belajar, tidak jenuh. Nah, disinilah dituntut
kreatifitas setiap guru dalam mencari/menciptakan metode belajarnya. Baik itu
games, quiz, atau yang lainnya. Jangan heran lho, ternyata saat kita
mengenalkan materi human body contohnya, untuk anak-anak SMA. Mereka bisa juga
diajak nyanyi seperti anak TK. Wkwkw…. Dijamin seru dech..
« Smile
Naaah,
ini modal selanjutnya. Sebagai model dan pusat perhatian, kudu donk tersenyum,
berwajah sumringah, manis gitu deeh... Saat kaki melangkah tepat depan pintu
kelas. Pada saat itu pula kita kesampingkan segala permasalahan yang menyangkut
pribadi/keluarga. Tersenyum itu, tidak hanya ketika di depan kelas saja, tapi
di luar kelas pun kita harus tetap tersenyum saat berpapasan dengan anak didik
kita atau siapapun di sekitarnya. (ya wong jangan berlebihan aja gitu….. saking
ramahnya, pohon juga diajak senyum. Hehe…)
« Hindari
kata-kata 3S dan 3T:
S Sulit, ganti menjadi MENANTANG
Sukar,
ganti menjadi GAMPANG
Susah,
ganti menjadi MUDAH
T Tidak bisa, menjadi BISA
Tidak
mungkin, menjadi MUNGKIN
Tidak
mampu, menjadi MAMPU
Inilah, salah satu cara untuk mendapatkan kepercayaan diri saat akan tampil di depan kelas.
Inilah, salah satu cara untuk mendapatkan kepercayaan diri saat akan tampil di depan kelas.
Dan yang perlu diperhatikan adalah suara.
Penekanan, intonasi, dan sebagainya dilakukan dengan suara yang semangat.
Meskipun ada beberapa pendidik yang mempunyai jenis suara yang kecil, namun
saat penekanannya mantap penuh semangat, anak didik bisa terhipnotis.
Sebelum memulai pelajaran inti, ada baiknya kita
melakukan pemanasan terlebih dahulu. Dengan cara apapun (kecuali balap lari),
contohnya mengucapkan yel-yel, permainan tes konsentrasi otak, dan sebagainya.
Poko e… ciptakan suasana kelas yang sueeeruu deh… :D
>> Asas hipnoteaching
adalah:
BAWALAH DUNIA MEREKA KE DUNIA KITA DAN ANTARKAN DUNIA KITA KE DUNIA MEREKA
Kita menguasai dan memasuki dunia anak didik kita dan secara perlahan kita memasukan dunia kita kepada mereka tanpa mereka sadari. Itulah yang dinamakan hipnotis.
BAWALAH DUNIA MEREKA KE DUNIA KITA DAN ANTARKAN DUNIA KITA KE DUNIA MEREKA
Kita menguasai dan memasuki dunia anak didik kita dan secara perlahan kita memasukan dunia kita kepada mereka tanpa mereka sadari. Itulah yang dinamakan hipnotis.
>> Prinsip-prinsip hipnoteaching:
1.
Apapun bisa menghipnotis
Hipno artinya potensi alam
bawah sadar. 12% alam sadar, 88% bawah sadar. Disini, bukan hanya metode
penyampaian saja yang dapat menghipnotis anak didik, tapi dari segi penampilan
seperti pakaian, atau suasana kelas dapat menghipnotis cara belajar anak didik.
2.
Apapun harus focus pada tujuan
Materi yang telah kita
susun atau rencanakan pastinya harus tersampaikan, tetap focus pada tujuan kita
akan pembelajaran saat itu.
3.
Apapun harus dialami
Sesuatu yang sangat
disayangkan jika kita melawatkan begitu saja tahap demi tahap, waktu demi waktu
proses pengajaran saat itu. Semuanya harus dihadapi dengan keberanian, karena
dari segala hal yang kita alami aka memberikan banyak pengalaman.
4.
Apapun harus dihargai
Sebagai pendidik janganlah
sungkan memberikan penghargaan kepada anak didik kita yang mendapatkan sebuah
prestasi, meskipun hanya sebuah tepuk tangan, atau perkataan “hebat”, “luar
biasa”, dll. Sesekali bawalah hadiah untuk pemenang quiz atau games yang kita
praktekan.
5.
Dengan latihan, apapun menjadi
sempurna
Semua perlu persiapan dan
latihan yang matang agar penampilan seorang pendidik bisa diterima oleh anak
didik. Ada istilah yang menyebutkan, “barang siapa naik panggung tanpa
persiapan, bersiaplah untuk turun dengan terhina”.
6.
Apapun harus berkesan.
Kesan pertama begitu
menggoda, selanjutnya terserah anda. Itu sebuah ungkapan yang salah menurut
prinsip disini. Kita ubah menjadi: Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya
LUAR BIASA. ;)
Jadikan anak didik dapat menikmati kesan dalam kelas, sehingga
setiap jam pelajaran kita sangat dirindukan oleh mereka.
Catatan penting untuk mengakhiri tulisan ini
adalah:
Hidupkan dengan yel-yel, dsb.
Yakinkan materi
Peragakan, adakan permainan yang
ada korelasinya
Nikmati pengulangan(repetition)
Optimalkan pesan
Nah, semoga bermanfaat kawan. Walaupun dalam
pelaksanaanya sangat sulit, ubah kata sulit itu menjadi MENANTANG. :D
Mohon maaf jika banyak yang kurang dimengerti.
Maklum, catatan ini sudah lama sekali, jadi ada beberapa yang lupa dengan
bahasannya.
Billahi fii sabiili haq
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar