Bunda…
Malam ini, biarkan aku bercerita tentang hatiku
Sejenak saja
Sambil menikmati alunan sholawat dikejauhan sana
Bersama detak jam yang tak henti menghitung waktu
Aku lontarkan tanya padamu
Apa salah jika aku jatuh cinta?
Seperti dingin yang meresap pada dinding kamar
Tanpa bisik, juga tanpa kompromi
Melubangi bilik hati yang hampir rapuh
Aku harus bagaimana, Bunda?
Lalu menelan sakit atas luka yang kugores sendiri
Sedang diri terus mengutuk
Bodoh!
Kenapa aku terpedaya?
Tiada guna memintal asa laksana bayangan maya
Tak seharusnya aku membiarkan rasa ini meraja sukma
Namun, diriku terus saja menyimpan tanya
Seperti tanpa keyakinan saja
Adakah ia yang ridha atas jiwa dan jasad ini , Bunda?
Aku futur, Bunda…
Beginikah perjuangan mempertahankan cinta-Nya?
Berat sekali
Sungguh berat, Bun…
Lalu,
Kau berucap simpul penuh ketenangan
“Jawabannya ada disini, sayang. Di dalam hati. Dalam keyakinanmu pada
Sang Pencipta cinta.
Orang yang jatuh cinta tidak bisa memilih untuk tidak jatuh cinta.
Datangnya cinta memang begitu tiba-tiba.
Datangnya cinta bukanlah sebuah dosa.
Kesabaran adalah kunci yang paling tepat. Rasa itu bukan dilarang namun
perlu dukendalikan. Manajemen cinta kepada lawan jenis adalah dengan menikahi
orang yang dicintai, jika belum mampu maka berpuasalah dan menahan diri dari
hal yang dilarang syariat.
Rasa itu diperbolehkan tumbuh subur jika sudah tiba pada saatnya. Karena
mencintai dan dicintai adalah fitrah manusia. Semua sudah diatur menurut
forsinya masing-masing, agar manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat. Dia
Sang Maha Pengasih, Sang Maha Sempurna tidak mungkin keliru dengan
perhitungan-Nya.
Yang terlihat indah dan manis belum tentu benar, dan sebaliknya yang
terlihat buruk dan pahit belum tentu salah. Ada banyak rahasia Agung-Nya
dibalik kekerdilan rasionalitas dan perasaan manusia.
Cinta
Bila disikapi dengan benar, akan melatih jiwa menjadi lebih dewasa.
Allah tidaklah pernah mengingkari janji-Nya, sayang…
Semua telah tercatat dalam kalam-Nya!
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah
diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa
tentram disampingnya. Dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Arruum: 21) “
Luruh hatiku
Basahi jiwa
keringnya bak sahara tua
Terima kasih, Bunda…
Kan ku renungkan semua ini, dan tentang kesakitan ini
Dan kujadikan iman seumpama pilar penyanggah dari robohnya surau hati
Yaa Rabb…
Hati terlanjur bernoda
Dawai syetan pun terus menggoda
Aku, insan rapuh tiada daya
Kecuali Kau tancapkan sinar-Mu
Pada sekeping hati yang telah retak ini
Yaa Rabb…
Kuatkan pertalian imanku
Agar kumampu menyulam helai-helai kain
Menjadi sebuah tirai pembatas
Antara hatiku dan hatinya
Kuresapi asma-Mu dalam ketundukan
Dengan buliran air mata penyesalan
Dimalam sebelah purnama ini
Karena takdirku ada dalam kitab-Mu
Maafkanlah
Bila hati tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada
Kuharap hanya diri-Mu yang bertahta
0 komentar:
Posting Komentar